Picu Diabetes, Pemanis Buatan Bukan Pilihan untuk Kendalikan Berat Badan

Jum'at, 26 Januari 2024 - 08:03 WIB
loading...
Picu Diabetes, Pemanis...
WHO menyarankan tidak menggunakan pemanis buatan atau NSS untuk mengontrol berat badan. Foto/ adobe stock
A A A
JAKARTA - Sudahkah Anda beralih ke pemanis buatan atau non-gula untuk menurunkan berat badan? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja merilis pedoman konsumsi pemanis non-gula (NSS) atau yang lebih dikenal dengan pemanis buatan atau pengganti gula.

WHO merekomendasikan untuk tidak menggunakan NSS untuk mengontrol berat badan atau mengurangi risiko penyakit tidak menular.



Jadi, letakkan sekaleng soda diet dan bersiaplah untuk mengetahui mengapa NSS mungkin bukan alternatif sehat yang Anda bayangkan!

Selama bertahun-tahun, pemanis non-gula (NSS) telah dipasarkan sebagai alternatif gula yang lebih sehat. Banyak orang beralih ke NSS sebagai cara untuk mengurangi asupan kalori dan mengontrol berat badan.

Namun, pedoman baru yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa NSS bukan pilihan sehat seperti yang diasumsikan banyak orang.

Apa itu pemanis non-gula?

Dilansir healthshots, NSS adalah pemanis buatan yang ditambahkan pada makanan dan minuman agar terasa manis tanpa menambah kalori. Ini termasuk pemanis seperti acesulfame K, aspartam, sakarin, sukralosa, stevia dan lain-lain. Bahan ini umumnya digunakan dalam banyak makanan dan minuman produksi yang diberi label 'diet' atau 'rendah kalori'.

Menurut pedoman WHO, NSS tidak membantu mengurangi lemak tubuh pada orang dewasa atau anak-anak dalam jangka panjang, sesuai dengan pedoman terbaru mereka. Sebaliknya, penggunaan NSS dapat menimbulkan efek berbahaya, seperti peningkatan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan kematian pada orang dewasa.



“Mengganti gula gratis dengan NSS tidak membantu pengendalian berat badan dalam jangka panjang. Masyarakat perlu mempertimbangkan cara lain untuk mengurangi asupan gula gratis, seperti mengonsumsi makanan yang mengandung gula alami, seperti buah, atau makanan dan minuman tanpa pemanis,” kata Francesco Branca, Direktur Nutrisi dan Keamanan Pangan WHO.

“NSS bukanlah faktor makanan yang penting dan tidak memiliki nilai gizi. Masyarakat harus mengurangi rasa manis dari pola makan, dimulai sejak dini, untuk meningkatkan kesehatan mereka,” tuturnya lagi.
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1153 seconds (0.1#10.140)